Search
Close this search box.
Search

Jaga Keseimbangan Iklim Melalui Transplantasi Karang dan Penanaman Mangrove

Jaga Keseimbangan Iklim Melalui Transplantasi Karang dan Penanaman Mangrove

Jaring Nusa Kawasan Timur Indonesia (KTI) bersama Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC UH) turut mensupport Aksi Muda Jaga Iklim di Dego Dego Na Bira, Sebagai salah satu titik dari 279 se Indonesia.

Bersama dalam Aksi Muda Jaga Iklim, Kelompok pemuda cinta lingkungan yang tergabung dalam Rangkul.id dan Kolaborasi Biru menggelar transplantasi karang yang berlangsung di Dego-degona Bira, Desa Darubiah, Kecamatan Bontobahari. Kegiatan diikuti 23 orang, berlangsung, pada Sabtu 29 Oktober 2022.

Perwakilan Jaring Nusa, Rahima Rahman yang dikonfirmasi di lokasi mengaku kegiatan yang konsen pada pesisir perlu sinergi bersama.

“Untuk di Sulsel tim kami tidak hanya di Bulukumba tapi juga ada yang ke Maros, hal ini untuk mendukung kerja kerja kolaborasi para komunitas dalam mengupayakan perbaikan di kawasan pesisir dan sebagai momen membangung simpul komunitas untuk dapat terus bergerak bersama,” kata Rahima.

Pendiri Kawasan Wisata Dego Dego Na Bira, Indiz Essa Ruthepar, menerangkan laut pada perspektif berbeda saat mengawali penjelasannya tentang laut dan karang.

Menurutnya laut bukan sekedar milik negara tapi milik bersama yang sehingga penting kiranya untuk membangun kesadaran lingkungan dan mengambil peran untuk menjaganya laut itu sendiri.

“Saat saya melihat laut, saya melihatnya bukan laut tapi kolam ikan. Betapa tidak seimbangnya jika kita tidak menjaganya, padahal kita bisa panen setiap hari,” pungkas Indiz sapaan akrabnya.Menurutnya menjaga laut tak seharusnya digaungkan WNA yang memiliki usaha di Bontobahari ataupun mereka yang datang sekedar untuk membuat program lingkungan.

Sebaliknya penduduk lokal atau pribumi juga memiliki perspektif yang baik tentang iklim.

“Kita mesti malu pada mereka, turis atau para wisatawan yang datang itu lebih care terhadap kondisi sekitar,” tambahnya.

Transpalantasi terumbu karang

Dari Kolaborasi Biru, Anjar, menjelaskan, transplantasi karang merupakan bagian dari gerakan menjaga keseimbangan iklim dengan pemulihan ekosistem terumbu karang.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, banyak pihak yang terlibat selain dari penggerak kegiatan utama. Ada Dego-degona Bira, GaiaOne Project, MSDC UH, Jaring Nusa, PerMaTa Bulukumba, NDR, Genpi Bulukumba, Disparpora Bulukumba, dan dukungan individu lainnya.

“Ini membuktikan bahwa semakin banyak yang memberikan dukungan pada gerakan-gerakan cinta lingkungan yak tak harus ditakar melalui keterlibatan secara langsung,” katanya.

Melalui aksi ini, Anjar mengajak untuk turut terlibat menjaga bumi dari hal-hal sederhana yang disukai. Misalnya melalui Kolaborasi Biru yang awalnya hanya kesamaan hobi dalam snorkeling, menikmati pemandangan bawah laut di Darubiah.

Sebelum penanaman, Nadir dari Kolaborasi Biru dan Sul dari GaiaOne Project menjelaskan mengenai tata cara penanaman maupun pemeliharaan karang. Pada kesempatan itu, sebanyak 267 bibit karang berhasil ditanam dalam 14 spider (media tanam).

Koordinator AMJI Bulukumba Sulsel, Arman Jaya, mengatakan, kolaborasi event ini merupakan komitmen bersama untuk saling berangkulan melakukan kegiatan lingkungan bersama-sama.

Harapannya, melalui aksi ini turut mengenalkan bahwa kegiatan transplantasi atau penanaman karang juga digaungkan di Bulukumba.

Lebih jauh Arman, menerangkan bahwa meminjam semangat Sumpah Pemuda, kita juga akan melanjutkan penanaman mangrove di Desa Manyampa yang juga menjadi salah satu lokasi para penggiat lingkungan berkumpul.

“Aksi penanaman mangrove yang dilakukan sebanyak 50 peserta yang terlibat. Sedangkan untuk transplantasi karang dihadiri sebanyak 23 peserta dari berbagai komunitas, organisasi yang berkolaborasi,” ringkas Arman yang juga Project Officer Rangkul id.

Tak hanya itu, Arman, juga menitipkan harapan agar semangat dari berbagai komunitas secara berkelanjutan dapat dijalin secara bersama. Sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa sekarang ini bukan lagi era kompetisi tapi kolaborasi.

“Mari kita kembali mengapresiasi diri kita masing-masing, karena telah mengambil peran besarnya masing-masing yang kali ini pada konsen menjaga lingkungan untuk menekan laju Krisis Iklim yang kian mengkhawatirkan,” jelas Arman yang dikenal dengan pegiat isu pedesaan.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Sumpah Pemuda ke 90 dan juga satu dari tiga agenda kegiatan. Ada penanaman mangrove di Luppung, Desa Manyampa, Kecamatan Ujungloe yang dilaksanakan pada 30 Oktober. Melibatkan Karang Taruna Buhung Barania Manyampa, Pokdarwis Mangrove Luppung, KPAYM, KP2K, Lembaga Konservasi dan Budaya Masyarakat Kahayya, LIDMI Bulukumba dan komunitas lain serta beberapa yang melibatkan diri secara individu.

Diketahui sebelumnya juga telah digelar Webinar, pada 27 Oktober mengangkat tema “Partisipasi Pemuda Membangun Kolaborasi dalam Menjaga Iklim” dengan menghadirkan tiga narasumber.

Ada Darhamsyah yang merupakan Kepala Pusat P3E Suma KLHK, yang menerangkan topik ‘Peluang dan Tantangan Menjaga Iklim’, dan Anis Kurniawan sebagai Direktur Klikhijau memaparkan perihal ‘Membangun Kolaborasi dan Semangat Hijau Melalui Gerakan Komunitas’. Diskusi dipandu Miss Earth Indonesia Sulsel 2019, Andi Tenri Nurafni Aprilyani juga menghadirkan Sumardi Aree Ariansyah, Staff Program Dukungan Publik dan Kaum Muda EcoNusa, yang secara khusus membicarakan topik Kondisi Krisis Iklim.

 

Rilis oleh AMJI Titik Bulukumba

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *