Saat Bumi Dilanda Triple Planetary Crisis

Bumi saat ini sedang menghadapi tantangan besar yang dikenal dengan Triple Planetary Crisis, yang terdiri dari perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ketiga krisis ini saling berhubungan dan saling terkait satu sama lain, sehingga menimbulkan ancaman besar terhadap kelangsungan hidup manusia dan ekosistem di seluruh dunia. Perubahan iklim adalah salah satu aspek paling menonjol […]

WALHI Kritik Tata Kelola Mangrove Indonesia yang Mengalami Kemunduran

Setelah menyelesaikan perhelatan ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF) ke-27 yang diselenggarakan di Bogor, Indonesia–melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK)–akan dipercaya melanjutkan keketuaan ASOF, yang sebelumnya dipegang oleh Kamboja. Sebelumnya, di dalam perhelatan ASOF ke-27 tersebut, Pemerintah Indonesia menyampaikan komitmen untuk mengawal isu mangrove selama memimpin ASOF. Di dalam forum tersebut, KLHK menyampaikan sejumlah […]

Simpul WALHI Gorontalo: Gorontalo Darurat Bencana Ekologis

Pada tanggal 7 Juli 2024, tiga kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, yakni Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dilanda banjir dan tanah longsor. Per 12 Juli 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengidentifikasi korban terdampak banjir mencapai 36.100 jiwa. Jumlah ini di luar dari insiden longsor yang terjadi di wilayah pertambangan rakyat di Suwawa Timur, […]

Penolakan Reklamasi di Pantai Utara Kota Manado: Menjaga Ruang Hidup Nelayan

Mengapa Penolakan Reklamasi Penting? Reklamasi pantai telah menjadi isu krusial yang menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat pesisir. Khususnya di kawasan pantai utara Kota Manado, rencana reklamasi seluas 90 hektar telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan nelayan dan warga setempat. Penolakan terhadap reklamasi ini bukan tanpa alasan. Para nelayan dan warga merasa bahwa reklamasi akan mengancam […]

Masyarakat Adat Biak Mempertahankan Tradisi Snap Mor

Ratusan Masyarakat Adat Suku Biak berduyun-duyun pergi ke pantai. Mereka hendak menangkap ikan secara tradisional. Budaya ini kerap dilaksanakan Masyarakat Adat Suku Biak pada saat air laut pasang besar hingga surut besar yang terjadi di saat bulan sabit dan bulan purnama pertama di bulan Juni hingga Oktober. Cara menangkap ikan secara tradisional ini disebut Snap […]

Policy Brief WALHI: Delapan Catatan Krusial RUU Perubahan KSDAHE

Krisis ekologi dalam kaitannya kerusakan keanekaragaman hayati sudah sangat memprihatinkan. The Living Planet Report 2022 melacak populasi mamalia, burung, ikan, dan reptil mengalami penurunan jumlah populasi yang signifikan sebesar 69% dalam kurun waktu 50 tahun.[1] Kerusakan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain alih fungsi lahan dan air tanpa mempertimbangkan skema keberlanjutan, eksploitasi berlebihan pada spesies melalui […]

UU KSDAHE Dinilai Greenpeace Mengeksklusi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal Dalam Pelindungan Ekosistem

Greenpeace Indonesia menilai ada sederet masalah dalam proses formil maupun substansi Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) yang disahkan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Selasa, 9 Juli lalu. Secara formil, proses pembahasan rancangan UU KSDAHE sangat minim pelibatan masyarakat. “Pembahasan rancangan UU KSDAHE tak berjalan transparan. Sejumlah organisasi masyarakat sipil […]

Abrasi Parah dan Dampak Perubahan Iklim di Desa Toseho, Kota Tidore Kepulauan

Perubahan iklim telah memperburuk kondisi pesisir di banyak wilayah di seluruh dunia. Salah satu dampak yang paling meresahkan adalah abrasi pantai. Abrasi terjadi ketika gelombang laut terus-menerus menghantam pantai, mengikis tanah dan menyebabkan daratan menghilang secara bertahap. Perubahan iklim memperparah abrasi dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas badai, serta kenaikan permukaan laut akibat mencairnya es di […]