LSM KOMNASDESA - SULAWESI UTARA

Dalam perkembangannya, dari berbagai pengamatan dan pengalaman yang didapat, disadari bahwa selama ini perhatian masyarakat yang paling minim adalah kepada masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, baik yang menggantungkan hidupnya pada pertanian saja, atau murni sebagai nelayan, dan siapa keduanya (petani dan nelayan). Oleh karena itu, pada tanggal 13 April 2004 dibentuk Masyarakat Desa yang disingkat KOMNASDESA-SULTRA.

Visi Lembaga

Meningkatnya posisi tawar masyarakat rentan*) dengan berbagi pihak, termasuk pemerintah maupun kelompok privat --seiring dengan kemampuan mereka dalam menegoiasikan kepentingannya

Misi Lembaga

1. Memfasilitasi proses yang berdampak pada terciptanya hubungan yang baik dan setara dengan para pihak
2. Mendorong berkembangnya potensi local

Satu Satu NGO Lokal yang familiar dan identik dengan Pulau Wawonii.

Melakukan pengorganisasian dan pendampingan di Pulau Wawonii juga dapat diukur dengan ± 80% Anggota Aktif Komdes saat imi merupakan warga masyaakat local yang direkrut dari proses pengkaderan Organisasi Rakyat level kampung yang diinisiasi Komdes.

Program dan Kegiatan

Program Lembaga

Advokasi

Konservasi Berbasis Masyarakat

Pembelajaran Program

Program Lembaga

Program	Lokasi Program	Nama Kelompok Komunitas Dampingan
Meningkatnya daya lenting masyarakat lokal dalam upaya memanfaatkan potensi SDA dan lingkungannya Atas jaminan Hak Akses atas Lahan pada wilayah dampingan LSM Komnasdesa di pulau Wawonii. Jumlah KK dalam Program Kel. Polara : 463 Jiwa Desa Kekea: 254 Jiwa Desa Tondonggito: 405 jiwa	Kecamatan Wawonii Tenggara, yang meliputi 3 (tiga) desa, yakni: 1. Desa Kekea 2. Desa Tondonggito 3. Kelurahan Polara	OR KMPKT Organisasi Rakyat Komunitas Masyarakat Polara, Kekea. Tondonggito Organisasi Rakya KMPKT merupakan gabungan dari 3 (tiga) desa yang awalnya wilayah mereka disebut dengan nama Batulu Raya
Memanjukan tata Kelola investasi berbasis lahan. Jumlah KK dalam Program Kecamatan Wawonii Timur Laut : 3868 Jiwa Kecamatan Wawonii Timur: 3517 Jiwa Kecamatan Wawonii Selatan: 3530 Jiwa	Proyek ini berlokasi di 3 (tiga) wilayah kecamatan yang ada di Pulau Wawonii, yaitu Kecamatan Wawonii Selatan, Kecamatan Wawomii Timur Laut, Kecamatan Wawonii Timur.	Untuk 3 (tiga) wilayah sasaran proyek ini sedang dalam proses inisiasi pembentukan Organisasi Rakyat
–	–	–
–	–	–

Advokasi

Advokasi	Lokasi Program	Nama Kelompok Komunitas Dampingan
Secara umum permasalahan utama di pulau wawonii adalah kondisi pulau yang sangat rentan akan bencana. Diantaranya abrasi maupun banjir rob pada Sebagian wilayahnya. Kondisi demikian diperparah dengan masuknya indstri ekstaktif pertambangan, dengan diberikannya ijin usaha pertambangan IUP pada tahun 2007 kepada 5 perusahaan tambang yang jika diakumulasi total luar area konsesi sebesar ± 104.000 Ha. Sedangkan Luas keseluruhan pulau wawonii hanya sebesar ± 86.760 Ha. Lebih luas ijin konsesi tambang daripada luas pulau. Persoalan utama ini memicu permasalahan yang terjadi ditingkat tapak, diantaranya: 1. Potensi konflik social antara masyarakat yang medukung tambang versus kontra tambang 2. Kerusakan lingkungan pesisir. Air laut yang keruh dan sumber air bersih warga yang kotor/tercemar terutama terjadi diwilayah sekitar tambang yang saat ini masih beroperasi diwilayah kecamatan Wawonii Tenggara, tepatnya Desa Roko roko. 3. Orientasi pemerintah kabupaten yang masih membuka ruang terhadap industri ekstraktif tambang, sehingga mengabaikan potensi SDA lainnya terutama sektor pertanian/perkebunan, sector Kelautan/perikanan, termasuk potensi wisata alam yang khas di Pulau Wawonii	Selain melakukan advokasi pada wilayah-wilayah proyek yang telah dan sedang berjalan, Komdes saat ini sedang mengorganisir masyarakat local yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai Nelayan dengan spesialisasi alat tangkap pukat (Nelayan Pukat). Tepatnya di wilayah kecamatan Wawonii Tengah, tepatnya Desa Batumea.	Komdes saat ini sedang menginisiasi pembentukan Organisasi Rakya (Organisasi Nelayan) di desa Batumea
Advokasi pesisir dan laut Komdes saat ini tengah aktif dalam mengadvokasi nelayan local, khusus nelayan pukat. Permasalahan yang dihadapi oleh nelayan local (pukat) adalah area wilayah tangkap mereka yang juga menjadi lokasi bagi kapal ikan modern/kapal gaek yang kapasitas diatas 10 GT. Dimana seharusnya tidak boleh beroperasi diwilayah nelayan local ±2 mil. Kondisi demikian membuat hasil ikan tangkapan nelayan local menjadi berkurang. Upaya komunikasi yang tidak berjalan baik, bahkan telah beberapa kali terjadi konflik yang melibatkan nelayan local (pukat) dengan kapal kapal Gaek yang beroperasi diwilayah mereka.	–	–
–	–	–
–	–	–

Konservasi Berbasis Masyarakat

Upaya Konservasi	Lokasi Program	Nama Kelompok Komunitas Dampingan
Untuk Advokasi Pela, Komdes pada bulan April 2024, baru saja menyelesaikan pemetakan partisipatif (Rapid mapping) terkait potensi sumber daya alam baik didarat maupun dilaut. Khusus untuk wilayah pesisir dan laut saat ini sedang dalam upaya/proses membangun diskusi dengan masyarakat local terutama pada beberapa titik di wilayah konservasi Pulau Wawonii Luas 0 Ha (Darat/Laut)	Lokasi lokasi wilayah konservasi diwikayah peisir dan laut, sbb: 1. Desa Tekonea, kecamatan wawonii timur 2. Desa sawapatani, Kecamatan wawonii selatan 3. Desa Batumea, Kecamatan Wawonii Tengah	Mangrove, Padang Lamun dan Karang
–	–	–
–	–	–
–	–	–

Pembelajaran Program

LSM KOMNASDESA - SULAWESI UTARA Dalam Angka

Program

0 +

Mitra

0 +

Lokasi

0 +

Penerima Manfaat

0 +

Peta Inisiatif

Kontak

LSM KOMNASDESA-SULTRA