Keanekaragam Jenis Vegetasi di Taman Rum Balibunga, Kota Tidore Kepulauan

Keanekaragam Jenis Vegetasi di Taman Rum Balibunga, Kota Tidore Kepulauan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Pemerintah Kota Tidore Kepualauan melalui Peraturan Daerah (Perda) No.4 tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tidore Kepulauan Tahun 2022-2042 menetapkan RTH dengan luas ± 1.260 hektar meliputi : rimba kota ±1.085 hektar tersebar di seluruh wilayah kecamatan, taman kota luas ±59 hektar tersebar di seluruh wilayah kecamatan, taman kecamatan luas ±16 ha tersebar di seluruh wilayah kecamatan taman kelurahan luas ±65 hektar tersebar di seuruh wilayah kecamatan dan pemakaman luas ±33 hektar yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.

Taman Rum Balibunga terletak pada gerbang Kota Tidore Kepulauan, merupakan perbatasan jalur transportasi darat dan transportasi laut yaitu Pelabuhan Rum-Kota Tidore Kepulauan. Di wilayah ini terdapat sebuah aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik saat ini.

PLTU Tidore menggunakan bahan bakar batubara yang dibangun pada tahun 2008 dan kemudian mulai dioperasikan pada bulan Agustus tahun 2016. Adanya aktivitas PLTU ini tentunya akan menyumbangkan emisi yang keluar dari cerobong asap dan meningkatkan konsentrasi polutan di udara.

Keanekaragam Jenis Vegetasi di Taman Rum Balibunga

Pada Taman Rum Balibunga, ditemukan sebanyak 10 jenis pohon dari 7 famili didominasi oleh Trembesi (Samanea saman) sebanyak 33 individu dan yang paling sedikit ditemukan adalah jenis kelor (Moringa oliefera), beringin (Ficus benjamina) dan linggua (Pterocarpus indicus) dengan jumlah individu masing-masing dua jenis.

Jenis trembesi (Samanea saman) memiliki kemampuan untuk menyerap air tanah yang kuat, sehingga tajuknya sering meneteskan air dan juga memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida dari udara yang sangat besar.

Pendapat serupa juga dikemukakan dalam hasil penelitian Dahlan, (2007) menyatakan bahwa jenis trembesi (Samanea saman) mampu menyerap CO₂ sebesar 28.488,39 kg/pohon/tahun. Pohon ini sesuai karena diperuntukkan bagi ruang publik yang luas seperti taman yang memiliki area tanah yang luas.

Ciri pohon Trembesi mudah dikenali dari karakteristik dahan pohonnya yang akan membentuk seperti payung. Jenis pohon lain yang cukup mendominasi adalah mangga (Mangifera indica), ketapang (Terminalia cattapa) dan asam jawa (Tamarindus indica) yang memiliki fungsi sebagai peneduh.

Keanekaragaman jenis vegetasi pohon di Taman Rum Balibunga (Salatalohy, Kamaluddin dan Nyong, 2023)

Pohon mangga (Mangifera indica) mempunyai kontrol kelembaban udara yang cukup sedang untuk daerah perkotaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Mahardi, (2013) mengenai fungsi kontrol kelembaban udara dimana salah satunya menggunakan pohon mangga (Mangifera indica).

Hasil penelitiannya mengatakan bahwa pohon mangga (Mangifera indica) termasuk dalam kategori sedang dalam mengatur fungsi kontrol kelembaban udara. Selain itu pohon mangga (Mangifera indica) digunakan dalam fungsi modifikasi suhu (peneduh) yang termasuk dalam kategori sangat baik.

Pohon-pohon yang mendominasi lainnya seperti ketapang (Terminalia catapa) umumnya tumbuh di dataran rendah. Pertumbuhan batang pohon jenis ini adalah vertikal dengan cabang-cabang yang tumbuh horisontal bertingkat-tingkat.

Pada pohon dewasa yang berdaun banyak menyerupai payung raksasa, oleh karena itu jenis ini cocok difungsikan sebagai pohon peneduh. Keberadaan Taman Rum Balibunga yang berada dekat pantai sangat sesuai bagi ketapang (Terminalia catapa) karena merupakan pohon pantai dengan daerah penyebaran yang cukup luas.

Namun Ketapang biasanya menggugurkan daun dua kali setahun. Sehingga akan membutuhkan tenaga khususnya dalam kegiatan pembersihan/perawatan taman Rum Balibunga.

Jenis lainnya yang mendominasi adalah asam jawa (Tamarindus indica). Berdasarkan karakter nya, jenis ini memiliki arsitektur tajuk berbentuk vas karena memiki kanopi menyebar di bagian atas sehingga mampu memberikan tutupan selebar kanopi pohon dan mampu menghalau silau cahaya matahari.

Jenis ini dijumpai ditanam bersamaan dengan mangga (Mangifera indica), trembesi (Samanea saman) maupun linggua (Pterocarpus indicus). Disisi lain tekstur daun asam jawa (Tamarindus indica) yang halus dapat menghasilkan kesan ruang yang lebih luas.

Asam jawa (Tamarindus indica) yang berwarna hijau juga akan menimbulkan kesan sejuk dengan buah berwarna coklat dan bunga berwarna kuning kecoklatan memberikan aksen pada jenis tersebut. Patra et al.,(2004) mengatakan bahwa tanaman Asam jawa (Tamarindus indica) mampu menyerap unsur N sebesar 80,47μ/gr dalam kondisi terang.

Gas NO₂ merupakan polutan yang berasal dari kendaraan yang membahayakan lingkungan dan manusia, disamping itu penelitian yang dilakukan oleh Samsoedin et al, (2015) menyatakan bahwa tanaman asam jawa (Tamarindus indica) yang ditanam di daerah Bekasi memiliki kemampuan menyerap polutan sebesar 0,0856 g/cm² sehingga berkontribusi baik terhadap kualitas udara.

Keberadaan tanaman asam jawa (Tamarindus indica) di Taman Rum Balibunga juga menunjang kehidupan satwa liar seperti burung–burung dan satwa lainnya. Tanaman asam jawa (Tamarindus indica) ditemui di bagian tengah bercampur dengan jenis lainnya maupun di dekat jalan bagian depan taman Rum Balibunga di mana pengaturan jarak tanam ke batas tepi trotoar jalan sudah sesuai yaitu ±3 meter.

Di sarankan agar dalam pemanfaatan tanaman tepi jalan untuk semua jenis yang ada yakni pemangkasan pada tanaman dewasa. Perencanaan kegiatan pemeliharaan ini dilakukan setelah mencapai usia dewasa. Misalnya pemeliharaan terhadap pertumbuhan tanaman (bentuk dan ketinggian tanaman) sehingga nantinya tidak membahayakan utilitas jalan seperti lampu penerangan dan kabel (listrik dan telepon).

Pohon-pohon di Taman Rum Balibunga tumbuh membentuk vegetasi yang menjadi pelindung bagi masyarakat yang berkunjung. Keberadaan vegetasi juga berdampak positif terhadap masyarakat yang berada di sekitarnya. Pohon di perkotaan mampu menyelamatkan satu kehidupan setiap tahunnya.

Selaras dengan yang dikatakan Grey dan Deneke ( 1978) bahwa tanaman dapat mengurangi konsentrasi polutan dengan melepaskan oksigen, sehingga udara akan bersih dengan pencampuran antara partikel oksigen dengan udara yang tercemar. Keberadaan pohon di taman Rum Balibunga akan berperan dalam menunjang kelestarian lingkungan.

Taman kota akan mampu berperan sebagai penyerap air dan mengendalikan iklim mikro. Selain itu dapat berperan sebagai penahan angin, penyerap berbagai pencemar udara dan sebagai habitat satwa seperti burung dan kupu-kupu. Hartman et al., (2000) mengemukakan di Chicago bahan pencemar udara yang dapat diserap oleh pohon peneduh di kota tersebut mencapai ribuan ton.

Pohon memiliki ciri dapat hidup selama bertahun-tahun dan akan mengalami pertumbuhan sekunder yakni diameter batang akan tumbuh besar. Jayadi, (2015) mengatakan bahwa pohon merupakan tumbuhan berkayu yang memiliki jaringan pengangkut dengan ciri berumur beberapa tahun dan memiliki diameter batang setinggi dada (breast height) dan mempunyai batang utama dengan dahan dan ranting yang jauh dari permukaan tanah.

Pohon sendiri berfungsi sebagai peneduh dan pengendali infiltrasi tanah. Pepohonan yang terdapat di Taman Rum Balibunga juga mempunyai fungsi peneduh dan pengendali infiltrasi tanah serta sebagai peredam dan pemecah angin badai (windbreakers) sesuai dengan posisinya yang berada di tepi pantai.

Di wilayah Kota Tidore Kepulauan sering berhembus angin yang cukup kencang, sehingga keberadaan pohon sangat efektif untuk menahan dampak negative yang ditimbulkan.

Kondisi di lapangan memperlihatkan pohon-pohon yang ada tumbuh dengan cukup baik dengan jarak tanam yang cukup sesuai bagi perkembangannya (3-5 meter). Hal ini mengindikasikan bahwa taman cukup dirawat.

Namun demikian dijumpai 1 pohon (Pterocarpus indicus) yang mengalami gejala kerusakan berupa warna daun yang agak menguning seperti menunjukkan gejala terserang hama/penyakit. Adanya tanah tergenang air pada bagian tengah taman dapat menyebabkan kelembaban meningkat sehingga akan mengundang timbulnya hama/penyakit pada pohon. Kelembaban merupakan salah satu faktor iklim yang berpengaruh terhadap perkembangan organisme pengganggu tanaman.

Jika keanekaragaman jenis semakin tinggi maka semakin besar atau jenis-jenis yang dijumpai semakin banyak. Indeks keanekaragaman jenis tersebut juga dapat digunakan untuk menilai adanya tekanan-tekanan oleh manusia.

Artikel ini bersumber dari Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *