Yayasan Tananua Flores menggelar kegiatan feedback data pada Selasa (1/08/2023) di Desa Kotodirumali, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini merupakan salah satu agenda nelayan dalam memiliki data seluruh potensi di laut.
Kegiatan feedback data gurita yang dilaksanakan turut melibatkan kelompok nelayan, anggota dan pengurus LMMA serta pemerintah desa dan BPD.
Menurut Jhuan dari Tananua Flores menjelaskan nelayan harus memulai model pengelolaan potensi lautnya yang dimulai dari data.
“Dalam menjaga ruang laut agar nelayan Desa Kotodirumali dan Podenura serta wilayah sekitarnya bisa mendapat kepastian tentang ruang laut yang bisa dikelola secara kearifan,” terangnya.
Penjagaan wilayah laut khususnya wilayah pesisir sesungguhnya ada pada nelayan itu sendiri.
“Mereka harus di bangun pemahamannya tentang pengelolaan laut serta menjaga agar terus lestari untuk kehidupan berkelanjutan,” ungkapnya
Hasil dari feedback tersebut terungkap jika nelayan telah memiliki data yang dilakukan setiap hari khususnya oleh nelayan gurita saat melakukan aktivitas penangkapan.
Desa Podenura dan Kotodirumali memiliki potensi gurita yang sangat tinggi. Dari informasi yang disampaikan nelayan tidak hanya gurita melainkan banyak spesies yang belum sama sekali mulai dengan pendataan.
“Jika setiap desa, memiliki data tentu dalam merumuskan perencanaan pembangunan desa tentu sudah berbasiskan pada data,” tambahnya.
Selain, feedback data juga diisi dengan pembangunan kapasitas kelompok untuk mendorong nelayan mempunyai kemampuan dalam pengelolaan ruang laut.
Nelayan juga membahas terkait zona inti khusus gurita untuk penutupan permanen. Selama ini di dua desa tersebut sudah melakukan penutupan sementara memasuki siklus ke 3 dan penetapan lokasi permanen.
Kegiatan tersebut telah banyak manfaat dalam mengelola ruang laut dan nelayan sudah mendapatkan manfaat dari pengelolaan ruang laut dengan metode buka tutup.