Sampah laut, terutama plastik, memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan laut. Hewan-hewan laut seperti ikan, burung, dan mamalia sering kali salah mengira sampah plastik sebagai makanan. Ketika hewan-hewan ini menelan plastik, mereka dapat mengalami masalah kesehatan serius seperti sumbatan saluran pencernaan, penurunan kemampuan makan, dan kematian.
Berdasarkan data Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), jumlah sampah plastik di laut Indonesia sebanyak 398.000 ton pada 2022. Jumlah itu telah menurun 35,36% dibandingkan pada 2018.
Berdasarkan asalnya, sampah plastik laut dari daratan mengalami penurunan paling signifikan hingga 42,47% dalam lima tahun terakhir. Jumlahnya berkurang dari 538.182 ton pada 2018 menjadi 309.625 ton pada 2022.
Sampah plastik yang berasal dari lautan justru meningkat pada periode yang sama. Pada 2018, sampah plastik dari laut sebanyak 77.000 ton. Jumlahnya lantas naik 14,77% menjadi 88.374 ton.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik, partikel plastik berukuran kecil yang berasal dari penguraian sampah plastik, telah ditemukan di dalam tubuh berbagai spesies laut. Mikroplastik ini tidak hanya berbahaya bagi hewan laut tetapi juga dapat memasuki rantai makanan manusia melalui konsumsi ikan dan makanan laut lainnya .
Kerusakan Habitat
Selain langsung membahayakan hewan, sampah laut juga merusak habitat mereka. Terumbu karang, yang merupakan rumah bagi berbagai spesies laut, sangat rentan terhadap kerusakan fisik akibat sampah. Plastik yang tersangkut di terumbu karang dapat menyebabkan patahnya struktur karang, mengganggu kehidupan organisme yang bergantung pada karang tersebut.
Mangrove dan padang lamun, yang berfungsi sebagai tempat pembibitan bagi banyak spesies ikan dan invertebrata, juga terancam oleh sampah laut. Sampah yang menumpuk di wilayah ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengurangi kualitas habitat .
Dampak Ekonomi dan Sosial
Selain dampak ekologis, sampah laut juga memiliki konsekuensi ekonomi dan sosial. Industri perikanan, yang sangat bergantung pada kesehatan ekosistem laut, mengalami kerugian besar akibat penurunan populasi ikan dan kerusakan alat tangkap yang terkena sampah. Wisata pantai juga terdampak negatif, karena pantai yang penuh sampah mengurangi daya tarik wisatawan dan merusak perekonomian lokal.
Langkah-langkah Penanggulangan
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya sampah laut dan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
- Pengurangan Penggunaan Plastik: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan.
- Program Bersih-bersih Pantai: Melibatkan masyarakat dalam program bersih-bersih pantai secara rutin untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut.
- Regulasi yang Ketat: Pemerintah perlu menerapkan regulasi yang lebih ketat terkait pengelolaan sampah dan pembuangan limbah industri.
Dampak sampah laut terhadap ekosistem laut sangat merusak dan memerlukan perhatian serius. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerjasama dari berbagai pihak, kita dapat mengurangi dampak negatif sampah laut dan melindungi ekosistem laut untuk generasi mendatang. Kesadaran dan tindakan kita hari ini akan menentukan masa depan laut kita.
Referensi
- Smith, J., & Thompson, R. C. (2023). The Impact of Plastic Pollution on Marine Wildlife: A Review. Marine Ecology Progress Series, 621, 57-68.
- Browne, M. A., & Galloway, T. S. (2022). Microplastics in the Marine Environment: An Overview of their Occurrence, Fate and Effects. Environmental Science & Technology, 56(4), 243-253.