Search
Close this search box.
Search

Lomba Tangkap Gurita Menghiasi Kegiatan Pembukaan Area Sistem Buka Tutup Penangkapan Gurita di Pulau Lanjukang

Lomba Tangkap Gurita Menghiasi Kegiatan Pembukaan Area Sistem Buka Tutup Penangkapan Gurita di Pulau Lanjukang

Taswin tampak sumringah saat menimbang hasil tangkapan gurita selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Ia dengan antusias mengangkat gurita untuk ditimbang beratnya. 

Taswin berhasil menangkap 3 ekor gurita dengan masing-masing berat yaitu 2,5 kg yang masuk kategori grade A, 0,8 kg, dan 0,5 kg yang masuk kategori grade C. 

Ia pun dinobatkan sebagai pemenang pertama dari 24 nelayan dalam lomba tangkap gurita yang dilakukan oleh Forum Pengelola Sistem Buka dan Tutup Gurita Lanjukang dan Langkai (Forum Pasibuntuluki) dengan dukungan dari Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia dan Turning Tides.

Lomba tangkap gurita merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan seremonial pembukaan area sistem buka tutup penangkapan gurita yang dilakukan oleh Forum Pasibuntuluki. Kegiatan ini digelar pada Rabu (16/04/2025).

Secara keseluruhan hanya dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit 24 nelayan berhasil menangkap total 52 ekor dengan berat 54 kg. Rerata gurita yang didapatkan sebesar 1,04 kg.

“Jadi nelayan mendapatkan cukup banyak gurita hanya dengan durasi yang singkat. Adapun rincian dari kualitas gurita yang ditangkap yaitu grade A sebanyak 5 ekor, grade B sebanyak 17 ekor, grade C sebanyak 25 ekor, grade D sebanyak 1 ekor, dan grade E sebanyak 1 ekor,” ungkap Adi, panitia lomba.

Setiap hasil tangkapan diukur dan dicatat berat serta dinilai grade guritanya. (Foto: Riszky/Jaring Nusa)

Kegiatan buka tutup gurita yang diterapkan oleh nelayan Pulau Lanjukang dan Pulau Langkai telah berjalan sejak tahun 2021 dan telah melaksanakan buka dan tutup wilayah perairan secara berkelanjutan sebanyak 5 kali. Pembukaan area buka tutup kali ini merupakan yang ke 6 kali.

Nirwan Dessibali, Direktur Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia pada sambutannya menyebut penerapan sistem buka tutup penangkapan gurita yang telah diinisiasi oleh nelayan telah berdampak secara signifikan bagi keberlanjutan ekosistem dan penguatan ekonomi.

“Harapannya dengan adanya sistem buka tutup penangkapan gurita yang diterapkan, bukan cuman hasil gurita yang tinggi, tapi spesies yang terancam punah juga bisa terus dilestarikan serta menjaga terumbu karang agar tetap berkembang,” ujarnya.

Penguatan Tata Kelola

Aktivitas penangkapan gurita yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Lanjukang dan Pulau Langkai merupakan salah satu cara penangkapan yang ramah lingkungan tapi tetap bernilai ekonomis tinggi. YKL Indonesia sendiri sejak awal telah memfasilitasi nelayan di kedua pulau tersebut untuk menerapkan sistem buka tutup penangkapan gurita.

“Kita tidak hanya sebatas pada tahapan pembentukan area buka tutup gurita, tapi bagaimana mendorong penguatan aturan untuk melindungi area tangkap nelayan,” terang Nirwan.

“Saat ini sudah ada kesepakatan dengan pihak Balai Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut (BPSPL) untuk mengintegrasikan kawasan buka tutup penangkapan gurita ke dalam wilayah pencadangan kawasan konservasi,” tambahnya.

Salah seorang nelayan memperlihatkan hasil tangkapan gurita. (Foto: Riszky/Jaring Nusa)

Proses pencadangan ini biasanya melibatkan beberapa tahapan mulai koordinasi, survei, penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi (RPZ) hingga penetapan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD).

Berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2022 tentang RTRW Sulsel tahun 2022-2041, Wilayah Pencadangan Kawasan Konservasi Daerah Pulau Lanjukang mencapai 1.654,38 hektar. 

Saat ini Forum Pasibuntuluki luasan area buka tutup penangkapan gurita mencapai 400 hektar yang mencakup 3 lokasi. Area yang dikelola oleh Forum Pasibuntuluki menurut Nirwan akan diupayakan untuk diintegrasikan ke dalam aturan tersebut.

Upaya penguatan tata kelola akan berdampak luas terhadap lebih perlindungan ekosistem khususnya terumbu karang dan padang lamun, termasuk biota laut penting lainnya.

Role Model yang Dapat Diadaptasi

Sementara itu perwakilan dari BPSPL Makassar, Ishak Yusma mengapresiasi usaha yang dilakukan nelayan untuk terus konsisten menjaga hasil tangkapan secara berkelanjutan. Menurutnya, sistem buka tutup penangkapan gurita yang diterapkan menyasar 3 aspek penting yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial.

“Dengan adanya buka tutup ini maka terumbu karang menjadi lebih baik. Selain itu juga memberikan kesempatan bagi gurita untuk berkembang serta mempertahankan keanekaragaman sumber hayati,” jelasnya.

Ia juga menanggapi pernyataan dari Nirwan mengenai area konservasi. Ia menilai apa yang telah dilakukan dapat menjadi contoh dan role model untuk diterapkan di berbagai daerah lainnya. BPSPL Makassar juga terus mengupayakan agar semua lokasi area buka tutup penangkapan gurita dapat diintegrasikan ke dalam pencadangan kawasan konservasi.

“Terkait dengan konservasi, kita harapkan apa yang sudah dilakukan di Pulau Langkai dan Pulau Lanjukang dimasukkan ke dalam pengelolaan pencadangan kawasan konservasi,” ujarnya.

“Model ini harusnya dapat diadaptasi atau menjadi contoh pengelolaan untuk daerah lain, khususnya pada penangkapan gurita,” tambahnya.

Untuk aspek ekonomi, terjadi peningkatan hasil tangkapan mulai dari berat dan grade gurita yang juga berdampak terhadap bertambahnya pemasukan nelayan. Selain itu efisiensi waktu menangkap dapat dimaksimalkan.

Usman, nelayan Pulau Lanjukang memperlihatkan hasil tangkapan guritanya. (Foto: Riszky/Jaring Nusa)

“Nelayan sudah banyak dapat gurita dan jenis ikan lainnya. Dari sisi waktu kalau dulu sampai jam dua siang, namun pengalaman hari ini nelayan mampu mendapatkan gurita dengan durasi yang lebih singkat,” pungkas Ishak.

Penerapan sistem buka tutup penangkapan gurita juga dilakukan secara musyawarah untuk mufakat yang melibatkan nelayan. Hal ini, menurut Ishak merupakan hal yang sangat tepat untuk konsistensi dan perlindungan buka tutup yang diterapkan.

Senada juga Ishak, Asni yang merupakan Penyuluh Perikanan Kota Makassar mengatakan jika dampak positif diterima oleh nelayan secara ekonomi setelah buka tutup penangkapan gurita diterapkan.

“Berdasarkan data produksi sebelum adanya sistem buka tutup, hanya 1 kg sekali menangkap, itupun untuk grade a sangat jarang didapatkan. Setelah diterapkan buka tutup, terjadi peningkatan. Ini harusnya dijadikan motivasi, ekonomi otomatis meningkat.,” jelasnya.

Harapan Nelayan

Forum Pasibuntuluki merupakan inisiasi yang dilakukan oleh nelayan untuk mengelola sistem buka tutup penangkapan gurita yang telah dijalankan selama kurang lebih 3 tahun. Forum ini dibentuk pada 22 September 2023 dan telah mendapatkan SK dari pemerintah Kelurahan Barrang Caddi pada November 2023.

Adapun program prioritas dari Forum Pasibuntuluki yang pertama adalah memperkuat kerja sama dengan para pihak. Kedua adalah penguatan pengawasan wilayah perairan, ketiga terkait dengan konservasi sumber daya laut dan terakhir adalah penguatan ekonomi masyarakat pesisir.

Evaluasi dan sharing Forum Pasibuntuluki bersama para pihak merupakan salah satu rangkaian kegiatan seremonial pembukaan area sistem buka tutup penangkapan gurita. (Foto: Riszky/Jaring Nusa)

Erwin, Ketua Forum Pasibuntuluki menyampai beberapa kendala yang dihadapi terutama dalam hal pengawasan. Dengan sudah 3 lokasi yang mereka kelola, pengawasan menjadi hal penting yang harus dilakukan.

“Dalam setahun sudah ada 3 lokasi yang kami kelola. Kendalanya adalah permasalahan dalam pengawasan. Kami berharap dari Cabang Dinas Kelautan (CDK) Mamminasata dapat melakukan sosialisasi kepada CDK daerah lainnya agar nelayan dari daerah lain mengetahui lokasi buka tutup yang diterapkan,” ujarnya.

“Pelampung batas buka tutup kami hilang. Ada 6 pelampung yang hilang dalam sebulan. Kami tidak bisa melakukan pengawasan selama 24 jam penuh, sehingga perlunya komunikasi terhadap nelayan lain yang menangkap di sekitar kawasan yang kami kelola,” tambah Erwin.

Usman, nelayan yang juga turun menangkap pada pembukaan area mengungkap adanya peningkatan penghasilan dari penangkapan gurita. Hal tersebut tidak terlepas dari kesepakatan para nelayan di Pulau Lanjukang dan Pulau Langkai dalam menerapkan sistem buka tutup penangkapan gurita.

“Kami menangkap hanya sebentar saja sudah mendapatkan gurita dengan kualitas yang bagus. Selain gurita, ada juga sotong, ikan pari, dan biota laut lainnya yang bertambah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *