Yayasan Tananua dalam mendukung kelompok usaha tani di desa kapasitas pendamping terus ditingkatkan. Langkah dan Kegiatan ini terus dilakukan oleh Tananua agar kemajuan kelompok Tani di desa dampingan dapat terwujud.
Sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan yakni melalui kegiatan Pelatihan Peningkatan kapasitas Pendamping dengan memberikan materi latihan untuk kemajuan kelompok Tani.
Heribertus Se, sebagai maneger program dalam pengantarnya menegaskan bahwa pentingnya peningkatan kapasitas staf agar proses pendampingan terhadap petani, nelayan dan kelompok usaha dapat dilakukan secara maksimal dengan mengutamakan prinsip kekhasan yang ada pada petani.
Lebih lanjut Heri Se, mengharapkan agar materi yang disajikan dan metode palatihan sesuai dengan kondisi khusus yang terjadi pada petani, nelayan dan kelompok usaha yang ada saat ini.
Ia menjelaskan, dari refleksi ditemukan bahwa kondisi masyarakat pedesaan berada dalam situasi yang rentan atau miskin dan ditingkat staf adanya kesenjangan kapasitas antar staf sehingga hasil program yang dicapai juga tidak memadai.
Manager Program itu mengungkapkan, perlu dilakukan bedah bersama dalam kelompok dan forum diskusi tentang masyarakat pedesaan yang rentan atau miskin dengan beberapa pertanyaan.
“Kita perlu melakukan beda bersama dalam kelompok dan forum diskusi agar bisa mengetahui penyebab dan apa rekomendasi yang perluh dilakukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Hironimus Pala selaku fasilitator dari kegiatan itu mengatakan bahwa dalam pelatihan ini proses yang akan dilalui dengan pendekatan orang dewasa dan yang menjadi narasumber utama adalah peserta.
Menurut Hironimus fenomena dasar yang dialami oleh masyarakat desa saat ini, dari berbagai diskusi yang ditemukan sekurang-kurangnya tiga faktor utama penyebab terjadinya kemiskinan diantaranya, faktor internal (mentalitas petani), faktor eksternal (pengaruh dari luar) dan faktor alam (bencana dan wabah penyakit).
Tiga alasan tersebut saat ini sedang menjerat umat manusia rentan terutama petani dan nelayan pedesaan termasuk desa-desa wilayah dampingan Tananua Flores.
Upaya membangun mengetas kemiskinan, perubahan iklim, kebencanaan melalui upaya penataan pangan, perkonomian, kehidupan sosial, lingkungan hidup di wilayah komunitas petani dan nelayan melalui pemberdayaan kelompok tani dan kelompok nelayan merupakan misi dari pendampingan Yayasan Tananua Flores dilakukan 5 tahun belakangan.
“Kemiskinan masyarakat pedesaan disebakan oleh berbagai faktor antara lain: Tidak memiliki lahan, SDM rendah, hidup tanpa mimpi atau cita-cita, budaya (wurumana), terlilit hutang, gali lobang tutup lobang, tergoda pinjaman harian (ofline maupun online), ijon, judi (ofline dan online) hingga pola hidup konsumtif dan boros,” terangnya.
“Masyarakat kita tak ada tabungan untuk masa depan, pengelolaan keuangan yang belum bagus, dampak bantuan uang maupun barang cuma-cuma dari pihak luar, SDM mengelolah keuangan terbatas, sumber daya alam terbatas, daya kerja yang rendah (malas),” tambahnya.
Dari laporan hasil evaluasi Yayasan Tananua Flores ditemukan di desa-desa dampingan Yayasan Tananua Flores ada kelompok yang mulai melakukan arisan kelompok, usaha simpan pinjam dan yang usaha lainnya.
Kendala teknis yang terjadi ditingkat kelompok adalah bagaimana membukukan dan mempertanggungjawabkan keuangan secara baik, hal ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan usaha kelompok.
Untuk itu sebagai langkah awal dimulai dengan pembukuan UBSP, sehingga menjadi model belajar dilihat dari praktek yang sudah dilakukan oleh kelompok Iwatolo Desa Rutujeja dan Kelompok Satojoto Desa Kebirangga Selatan.