Yayasan Tananua Flores menggelar lokakarya pelayanan usaha berbasis konservasi pada 22-24 September 2022. Selain kegiatan indoor, kegiatan ini juga dilakukan kunjungan lapangan.
Lokakarya yang diselenggarakan ini bertujuan untuk penguatan kapasitas staf tentang pengetahuan dan keterampilan pengelolaan sumber daya alam dengan menggunakan pendekatan Pengelolaan Usaha Masyarakat Konservasi (PUMK).
Selain itu pada tataran praktik, mengenalkan alat asesmen untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan ekologi desa dampingan untuk menghasilkan rekomendasi intervensi yang tepat.
Heri Se selaku Manajer Program Yayasan Tananua Flores mengungkap jika lokakarya ini menjadi sangat penting untuk pengembangan kapasitas serta program di wilayah dampingan.
“Kegiatan lokakarya ini menurut saya sangat penting untuk memulai pengembangan program di desa-desa sasaran pendampingan. Karena persiapan sumberdaya staf harus dipersiapkan secara baik dengan pemahaman dasar program,” terangnya.
“Selain itu informasi dan pengetahuan program juga harus diberikan dan dipahami oleh tokoh-tokoh kunci yg ada di desa sasaran supaya kolaborasi dan elaborasi program sesuai dengan kebutuhan,” tambahnya.
Pada lokakarya ini semua peserta mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman dan merumuskan alat kajian atau asesmen untuk mendapatkan informasi yang lengkap dari desa sasaran program berbasis kebutuhan masyarakat.
Peserta yg terlibat organ Tananua Flores berjumlah 30 orang dan 4 orang utusan dari Masyarakat dan Pemerintah desa dampingan. Kegiatan lokakarya ini difasilitasi oleh Yayasan Planet Indonesia.
*Rilis dari Yayasan Tananua Flores