Deklarasi Temu Raya Kongres Sama-Bajau 2024
Pada tanggal 13, 14, 15 Desember 2024, komunitas Sama-Bajau sebagai bagian dari Nomad Laut Indonesia, berhimpun dan bersilaturahmi di Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah Indonesia dan menggalang upaya untuk pengakuan Komunitas Sama-Bajau sebagai pelaku Budaya Maritim Nusantara dalam bingkai Rumah Bangsa Republik Indonesia.
Komunitas Sama Bajau berhimpun adalah delegasi dari provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah. Temu Raya dihelat dalam rangkaian Lipu Celebes 2024.
Delegasi Komunitas Sama-Bajau sampai pada pendapat dan tekad bahwa Komunitas Sama-Bajau sudah dan akan terus berkontribusi dalam pengayaan kebudayaan bangsa, khususnya budaya maritim.
Pengayaan kebudayaan maritim ini mencakup pengetahuan tradisional tentang ekosistem dan sumber daya pesisir/laut, konservasi, berbagai kearifan tradisional, adat dan tradisi, mantra, pengetahuan tentang ilmu falak, navigasi, perkapalan, penangkapan, dan lain-lain.
Keseluruhan pengetahuan tersebut berfungsi untuk menyambungkan titik-titik dari perairan Nusantara, meningkatkan ketahanan pangan melalui produksi perikanan dan hasil budidaya laut, pengembangan tata kelola pesisir/laut dan perikanan yang berkeadilan dan berkelanjutan, serta memperkuat identitas kemaritiman Indonesia.
Kehadiran jaringan dan diaspora Sama-Bajau juga menunjukan fungsinya sebagai wajah pertalian antar etnis, kelompok, lokalitas yang ada di Nusantara.
Delegasi Komunitas Sama-Bajau mengangkat penghargaan yang setinggi-tingginya pada pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, yang menjadi mitra sekaligus penyangga dalam Temu Raya Sama-Bajau 2024.
Delegasi Komunitas Sama-Bajau mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia dalam rencana pencanangan Warisan Dunia Budaya Tak Benda, khususnya Budaya Maritim Nusantara.
Komunitas Sama-Bajau Indonesia bersama dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina memperjuangkan pencanangan warisan dunia tersebut.
Delegasi Komunitas Sama-Bajau menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada para pihak dalam dan luar negeri yang turut mendukung berlangsungnya diskusi dan pertukaran pengalaman, khususnya Pemerintah Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, Sea Nomads Contact Group (SNCG), BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Republik Indonesia, Andaman Project Chulalongkorn University, Samdhana Institute.
Delegasi Komunitas Sama-Bajau menimbang dengan seksama adanya tantangan yang muncul, baik itu yang berdampak khusus bagi Komunitas Sama-Bajau maupun yang berdampak bagi Indonesia.
Tantangan dalam pengelolaan pesisir/laut yang seringkali mendatangkan konflik daripada kolaborasi, perihal terancamnya keanekaragaman hayati.
Perihal layanan dasar yang belum dapat dikomunikasikan dan ditangani oleh penyelenggara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa, dan dusun/lingkungan perihal kesejahteraan yang belum sepenuhnya tercapai.
Perihal pergerakan Komunitas Sama-Bajau Indonesia yang masih dianggap sebagai masalah kejahatan, dan perihal belum adanya jaminan bahwa hal-hal baik yang diupayakan dengan gigih oleh Komunitas Sama-Bajau diakui sebagai kontribusi kebangsaan.
Delegasi Komunitas Sama-Bajau tetap mencari jalan keluar terbaik dan saling mendukung antar pihak untuk segera menjawab tantangan tersebut.
Perairan laut dan pulau-pulau Nusantara adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dikelola dengan bijaksana dan diteruskan ke generasi berikutnya.
Generasi sekarang dan generasi berikutnya mempunyai hak yang sama untuk menikmati alam anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Upaya-upaya harus dikerjakan secara terus-menerus tanpa lelah untuk memastikan laut dan pulau-pulau tetap lestari.
Delegasi Komunitas Sama-Bajau menerima dengan tangan terbuka para pihak yang mendukung dan berkolaborasi dalam pengakuan Komunitas Sama-Bajau Indonesia sebagai pelaku Budaya Maritim Nusantara.
Kita semua adalah “Danakang” dalam “Pasidakauang”, Kita adalah saudara dalam persatuan Sama-Bajau. Persaudaraan ini akan memampukan Komunitas Sama-Bajau untuk sanggup dan tanggap menghadapi tantangan kemaritiman Nusantara.
Upaya rencana tindak lanjut akan dikomunikasikan untuk segera menguatkan Budaya Maritim Nusantara dalam kehidupan sehari-hari.