Search
Close this search box.
Search

Setelah Ditutup 3 Bulan, Lokasi Tangkap Gurita di Kotodirumali Kembali Dibuka

Setelah Ditutup 3 Bulan, Lokasi Tangkap Gurita di Kotodirumali Kembali Dibuka

Kelompok Nelayan Kodim Octopus melaksanakan pembukaan kembali lokasi tangkap gurita setelah penutupan sementara selama 3 bulan di lokasi penangkapan gurita Dowosude, Ipi Mbuu dan Ma’urao dengan luas keseluruham 86,77 ha. Acara ini diawali dengan ritual adat yang dipimpin oleh Sehe Mahmud, seorang Mosazaki Udu Wuwu Eko Koja.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Kotodirumali Maternus Mau, Ketua BPD Kotodirumali, para Mosazaki, tokoh masyarakat, serta Koordinator Program Kelautan dan Perikanan dari Yayasan Tananua Flores.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Kotodirumali, Maternus Mau menyatakan bahwa pemerintah desa mendukung upaya pengelolaan perikanan gurita di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa pemerintah desa telah menetapkan peraturan desa (Perdes) yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang laut berbasis kearifan lokal. Maternus Mau juga menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Tananua Flores yang telah memfasilitasi penyusunan Perdes tersebut.

“Kodim Octopus harus menjadi contoh bagi kelompok lain di Kabupaten Nagekeo. Saya mengajak kelompok ini menjadi kelompok yang sejati, bukan kelompok yang hanya sekadar ada. Untuk itu, anggota dan pengurus harus bekerja sama dan membangun komunikasi yang baik. Jika ada persoalan, sebaiknya diselesaikan secara internal,” ujarnya.

Warga menunjukkan hasil tangkapan gurita. (Foto: Tananua Flores)

Setelah ritual adat, sembilan nelayan turun menangkap gurita selama satu jam. Berdasarkan hasil catatan enumerator, total tangkapan nelayan mencapai 49,2 kg. Penangkapan terbanyak dilakukan oleh Yohanis Andu dan Fransiskus R. Mere. Berat gurita terendah yang tertangkap adalah 1,2 kg, sementara yang tertinggi mencapai 3,5 kg.

Koordinator Program Kelautan dan Perikanan Yayasan Tananua Flores Pius I Jodho menyampaikan bahwa Kodim Octopus merupakan salah satu kelompok masyarakat berbasis komunitas (CBO) di Kotodirumali yang perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam kegiatan pemberdayaan kelompok.

“Kelompok Kodim Octopus dan masyarakat perlu terus mengelola ruang laut secara berkelanjutan. Wilayah pesisir dan laut yang lestari akan meningkatkan ekonomi nelayan, menjaga ekosistem pesisir, serta memperkuat sosial budaya masyarakat,” ungkapnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pengelolaan perikanan gurita di Kotodirumali semakin berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat setempat.

*Rilis Tananua Flores

Foto Utama: Proses ritual adat pembukaan lokasi penutupan sementara. (Foto: Tananua Flores)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *