Obituari
In Memoriam, Nur Hidayati
Bila Kehidupan adalah Doa, Aktivis HAM Lingkungan Hidup Indonesia, Nur Hidayati berdoa sepanjang 51 tahun dua bulan 22 hari. Nur Hidayati melafalkan Amin Abadi pada 05 November 2024 di Jakarta.
Nur Hidayati yang akrab disapa Yaya meninggal dunia setelah kurang lebih 18 bulan berjuang melawan penyakit Kanker yang bersarang di tubuhnya. Nur Hidayati menyusul adiknya Fitria Afianti yang meninggal dunia pada tahun 2023 silam.
Lahir pada 14 Agustus 1973 di Surabaya, Nur Hidayati memiliki darah Dompu, NTB, Bali dan Bugis. Beliau merupakan anak keempat dari pasangan dari Bapak M. Hasan Day & Ibu Diana Zuhra. Beliau memiliki dua adik yakni almarhumah Fitria Afianti dan Nurul Aini. Memiliki 3 orang kakak yakni Erhan Fadillah, Nur Amalia, Taufik Arifany.
Kehidupan Yaya adalah kehidupan perjuangan lingkungan hidup. Semenjak berkuliah di Tehnik Lingkungan Institut Teknologi Bandung, di WALHI, Greenpeace hingga di Clua.
Nur Hidayati dikenal sebagai pejuang yang jujur, tangguh dan tetap hidup semenjana. Nur Hidayati dikenal sebagai sosok yang selalu menyediakan diri untuk membantu perjuangan rakyat.
Di kalangan teman-teman dekatnya, Nur Hidayati selalu terhubung bila dibutuhkan bantuannya. Mulai dari meminta petunjuk hingga meminta bantuan yang sifatnya taktis. Seperti urusan gerakan advokasi di kampung-kampung hingga ruang kerja para birokrat dan gedung pengadilan.
Saat dipercaya untuk memimpin gerakan lingkungan hidup di WALHI pada periode 2016-2021, bersama kawan-kawan seperjuangannya, beliau menghadirkan peristiwa monumental rumah perjuangan Akademi Ekologi WALHI di Bogor. Rumah perjuangan yang diperuntukkan untuk melahirkan generasi-generasi baru pejuang lingkungan hidup di Indonesia.
Banyak generasi baru pejuang lingkungan hidup menganggap Nur Hidayati sebagai Ibu Ideologis mereka soal moral ilmu pengetahuan, kesetiaan, keteguhan perjuangan, kejujuran dan kesederhanaan. Itu adalah bekal kekal yang ditinggalkan Nur Hidayati bagi teman sahabat para pejuang HAM lingkungan Hidup yang masih bergelora dalam kehidupan ini. Seperti arti namanya Cahaya yang berlimpah Hidayah!
Catatan Berpisah di Musim Hujan
Lima November di hening peringatan Puspa dan Satwa
Hujan diutus memanggilmu pulang
Di tanah tergenang, Hujan reda
dan kami meradang
kenang renjanamu-kita pada tanah air untuk rakyat!
Belum selesai belum selesai,
Dan Tuhan memang aneh; memanggilmu pulang sebelum selesai!
Umbu Wulang Tanaamah Paranggi
(In Memoriam Mbak Yaya)
Jakarta, 07 November 2024