Indonesia-UEA Sepakat Bangun Pusat Mangrove di Indonesia

Indonesia-UEA Sepakat Bangun Pusat Mangrove di Indonesia

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Aliansi Mangrove untuk Iklim (MAC) yang dipelopori oleh Uni Emirat Arab (UEA), akan membangun pusat mangrove baru di Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari misi globalnya untuk merestorasi dan melindungi 15 juta hektare (ha) hutan bakau pada 2030.

Mariam Almheiri, Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA, mengatakan pada konferensi pers tingkat menteri selama COP28 bahwa pusat mangrove baru itu akan membantu memajukan penelitian dan inovasi serta mendorong pertukaran pengetahuan di dalam komunitas ilmiah global mengenai bakau.

Ia mengatakan bahwa misi pribadi UEA untuk menanam 100 juta pohon bakau pada 2030 sudah berada di jalur yang tepat dan sejauh ini UEA telah berhasil menanam 45 juta pohon bakau.

Almheiri mengatakan bahwa MAC, yang dipimpin oleh UEA dalam kemitraan dengan Indonesia, telah menarik 39 negara sebagai anggotanya. Ini merupakan pencapaian besar. Negara-negara anggota MAC dan 50 tokoh non-pemerintah yang bertemu di COP28 menegaskan dukungan mereka terhadap Mangrove Breakthrough.

Mangrove Breakthrough merupakan upaya kolaboratif antara Global Mangrove Alliance (GMA) dan UN Climate Change High-level Champions yang memiliki misi global yang sama untuk merestorasi dan melindungi 15 juta ha hutan bakau di seluruh dunia pada tahun 2030.

Pendanaan Besar-besaran untuk Konservasi Mangrove

Semua ini terjadi di tengah-tengah pengumuman pendanaan besar-besaran oleh Razan Al Mubarak, UN Climate Change High-Level Climate Champions untuk COP28. Al Mubarak menyebut ada rencana untuk memobilisasi dana sebesar lebih dari US$2,6 miliar untuk alam, keanekaragaman hayati, dan iklim.

Ia juga mengumumkan dana hibah UEA sebesar US$100 juta. Pada tahap pertama, dana hibah itu akan digunakan untuk mendukung upaya Ghana dalam restorasi hutan, layanan ekosistem dan mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat lokal.

Rehabilitasi mangrove di Donggala, Sulawesi Tengah (Foto: Jaring Nusa)

GMA bekerja sama dengan para Pemimpin Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB untuk mengidentifikasi perlunya pendekatan global yang terpadu terhadap konservasi mangrove. GMA juga menyerukan penandatanganan “Mangrove Breakthrough” yang diluncurkan pada COP27.

Tujuan utama dari Mangrove Breakthrough adalah menghentikan kehilangan hutan bakau dan memulihkan setengah dari kehilangan hutan bakau yang terjadi baru-baru ini. Kemudian, menggandakan perlindungan hutan bakau dalam skala global dan menyerukan investasi sebesar US$ 4 miliar pada 2030 untuk melestarikan dan merevitalisasi ekosistem hutan bakau.

UEA mengakui pentingnya mangrove dalam memerangi perubahan iklim dan mendukung masyarakat pesisir. Untuk itu, dia mengundang negara-negara di seluruh dunia untuk mendukung inisiatif unik ini.

Dia mengatakan bahwa dengan menyadari peran penting yang dimainkan oleh alam tersebut, UEA memulai perjalanan ambisius untuk menanam 100 juta mangrove pada 2030. “Di mata saya, mangrove adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam perjuangan kita melawan perubahan iklim, dan mereka adalah penjaga pantai dan penjaga keanekaragaman hayati laut kita,” tambahnya.

 

Artikel ini bersumber dari katadata.co.id. Baca artikel sumber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *