Pelatihan Safety at Sea dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2024 bertempat di kantor Desa air Ternate dan dihadiri oleh 18 orang peserta kegiatan. Dalam kegiatan tersebut juga dibarengi dengan penyerahan kartu E-Pas Kecil bagi nelayan anggota koperasi yang sudah melakukan proses pegukuran kapal pada akhir tahun 2023.
Rangkaian kegiatan pelatihan ini merupakan tahapan awal dalam pembangunan kapasitas masyarakat sekaligus bentuk engagement dengan masyakarat. Adapu yang terlibat dalam kegiatan ini yakni LINI, Basarnas pos Namlea, Perwakilan Pemerintah Desa Air Ternate, Koperasi Simpang 3 Darma Buana, dan Nelayan Desa Air Ternate.
Mengingat LINI baru tahun 2023 mengenal komunitas di Buru Selatan, momen kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengenal lebih jauh komunitas dan membuka wadah diskusi tentang pengelolaan maupun praktik perikanan.
“Rangkaian kegiatan ini juga merupakan langkah kecil dalam persiapan Program Perbaikan Perikanan atau Fisheries Improvement Project (FIP) yang didanai Resources Legacy Fund,” terang M. Toufan Drachman, Maluku Program Offficer LINI.
Aktivitas nelayan melakukan penangkapan tuna di laut memiliki resiko tinggi terjadi kecelakaan di laut, beberapa kasus terjadi nelayan hilang dan tenggelam di Laut.
Sehingga kegiatan pelatihan keselamatan yang melibatkan nelayan sangat penting diketahui untuk menjaga keselamatan nelayan dan mengurangi terjadinya kecelakaan saat melaut, termasuk memberikan informasi tindakan apa yang harus dilakukan pihak keluarga nelayan saat ada nelayan mengalami kecelakaan di laut.
Alfian Henaulu, Koordinator Basarnas Pos Namlea menjelaskan menjadi nelayan merupakan pekerjaan yang sangat beresiko karena seringkali berhadapan dengan cuaca yang ekstrim di tengah laut sehingga sangat penting bagi nelayan untuk mengetahui tehnik dasar penyelamatan di laut.
“Selain itu kebanyakan dari nelayan tidak dilengkapi dengan GPS maupun alat keselamatan seperti life jacket saat melaut sehingga ketika terjadi cuaca ekstrim tidak jarang Basarnas mendapatkan pemberitahuan tentang nelayan yang hilang. ,” ujarnya.
“Untuk itu Basarnas menghimbau agar setiap nelayan sebaiknya memiliki GPS, Pelampung (life jacket) serta kotak P3K saat melaut,” tambahnya.
Hal senada juga dikemukakan oleh Arman Lina, Kepala Desa Air Ternate jika profesi sebagai Nelayan sangat beresiko terutama saat cuaca sedang gelombang dan angin kencang.
“Pelatihan yang melibatkan nelayan sangat penting diketahui selain untuk menjaga keselamatan saat melaut, nelayan juga bisa mengetahui pentingnya memiliki GPS dan alat keselamatan bagi nelayan saat pergi melaut,” terangnya.
Nelayan mengapreasiasi pelatihan yang diselenggarakan ini. Lawi Boeng, perwakilan nelayan menerangkan adanya pelatihan ini kami bisa lebih mengetahui tentang cara menyelamatkan diri saat di laut juga mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya memiliki alat keselamatan di laut seperti pelampung dan juga GPS.